Kamis, 29 Januari 2009

Anak Bangsa Dapat Nilai Nol?


12 tahun yang lalu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Waktu ulangan matematika perdana aku mendapat nilai mengejutkan jantung (mungkin terlalu berlebihan) alias nilainya nol. Aku langsung nangis. Bukan karena dapat nilao nol tapi karea guruku menjewer telingaku. Tidak bermakud untuk berlagak romantis, teman cowok yang duduk di sebelahku memberikan sapu tangannya untuk menyeka air mataku. Wah, baik banget ya. Lebih tepatnya karena kita satu penderitaa alias dia juga dapat nilai nol. Saat itu ku berpikir, apakah aku ini maih bisa dibanggakan sebagai anak bangsa. Aku mulai berbenah diri hingga akhirnya pada penerimaan raport yang pertama, aku peringkat tiga (bukannya sombong, tapi bangga dikit boleh kan?). Waktu dipanggil ke depan untuk menerima hadiah rangking, aku maju tapi anehnya temanku yang dapat peringkat satu malah menginjak kakiku keras banget. Jadi juara tapi malah malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar